Haid

Puasa di bulan Ramadan adalah wajib bagi setiap muslim demikian juga bagi muslimah jika sudah baligh dan berakal serta sihat.

Khusus bagi wanita muslimah, ada beberapa ketentuan yang diperbolehkan berbuka (tidak berpuasa) disiang hari pada bulan Ramadan dan salah satunya adalah ketika kedatangan haid.

Darah yang keluar dari rahim wanita ada tiga jenis iaitu: Darah Haid, Nifas dan Istihadhah.

Darah haid ialah darah sihat yang keluar dari rahim wanita yang sedikitnya berusia 9 tahun. Darah ini keluar minimumnya selama sehari semalam (24 Jam), maksimumnya 15 hari dan normalnya 6 atau 7 hari. Jadi masa suci bagi wanita antara dua haid tidak boleh kurang dari 15 hari. Dalilnya adalah ketetapan yang telah ditetapkan oleh Imam Syafi’e.

Hikmah haid bagi muslimah adalah merupakan training atau latihan, karena muslimah pada akhirnya akan mempunyai anak dan harus membersihkan kotoran pada anaknya yang masih bayi,maka Allah SWT memberikan training berupa haid, sehingga nantinya terbiasa dalam merawat bayinya.

Muslimah yang sedang kedatangan haid atau nifas di bulan Ramadan dilarang melaksanakan puasa dan diwajibkan menggantikannya / qada’ pada hari-hari lain.

Imam Abu Hamid Al Ghazali  Mengatakan bahwa: “Ilmu yang harus dimengerti bagi muslimah baik muda maupun tua’baik belum menikah maupun sudah menikah adalah Ilmu Haid.”

Mencari Ilmu tentang haid sama wajibnya dengan belajar Surat Al Fatihah, sehingga seorang isteri boleh keluar tanpa izin suami untuk mempelajari masalah haid.

Dari Aisyah r.a. Menyatakan: “Kami mengalami haid ,Maka Kami diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk mengqada’ shaum/puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqada’ solat.” (H.R. Bukhari-Muslim/Dalam Shahih Jami No. 3514).

 

Walaupun tidak diperbolehkan puasa dan solat, namun demikian tentunya sebagai muslimah tidak akan kehilangan momentum keutamaan dan keberkahan di bulan Ramadan yang segala amalan dilipatgandakan pahalanya,iaitu melakukan amalan-amalan yang dicintai oleh Allah SWT.

Banyak ibadah sunnah lainnya yang dianjurkan yang dapat dilakukan diantaranya iaitu:

  1. Meyediakan dan memberi ifthar (hidangan berbuka), kepada orang-orang yang puasa baik bagi anggota keluarga maupun saudara-saudara umat Islam
    Ifthar adalah amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah  SAW, karena mengandungi pahala yang besar dan kebaikan yang berlimpah.

Rasulullah SAW Bersabda: “Barang siapa yang memberi ifthar (hidangan untuk berbuka) orang-orang yang shaum/berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang shaum/berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun.” (H.R. Bukhari Muslim).

  1. Menjauhi Larangan Agama
    Muslimah yang bijak tentunya berupaya memanfaatkan setiap detik ketika bulan Ramadan walaupun ketika sedang haid, dan terhalang menunaikan puasa masih mendapat pahala yaitu dengan berusaha menjauhi segala yang dilarang oleh Agama,dan berusaha menjaga lisan dengan tidak mengunjing dan selalu berusaha berkata-kata yang manfaat.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan ghibah maka tiada artinya di sisi Allah baginya shaum/puasa dari makan dan minum.” (HR Bukhari).

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata-kata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari-Muslim).

  1. Memperbanyak Berdoa dan Berdzikir Sepanjang Hari
    Berdoa dibulan Ramadan adalah sangat mustajab, dan sangat dianjurkan, tentunya sebagai muslimah juga memanfaatkan waktu dengan senantiasa memperbanyak berdoa dan bedzikir setiap saat, Allah SWT Berfirman: “Dan Rabbmu Berfirman: Berdoalah Kepada-Ku Niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” (QS. Al-Mu’min: 60).

Dari Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “Tidak ada kaum/seseorang yang Berdzikir kepada Allah kecuali mereka di kelilingi oleh malaikat-malaikat, di liputi oleh Rahmat, turun kepada mereka ketentraman, dan Allah menyebut mereka sebagai orang-orang yang di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

Walau muslimah ketika haid tidak diperbolehkan solat, namun demikian ketika adzan usai dikumandakan sangat dianjurkan untuk berdoa dan berdzikir.

Rasulullah SAW Bersabda: “Dari Jabir Bin Abdullah r.a. Bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “Barangsiapa mendengar panggilan adzan lalu ia Berdoa: Ya Allah Ya Rabb, Pemilik seruan yang sempurna ini, dan solat yang akan didirikan, karuniakanlah kepada Rasulullah SAW. Wasilah dan keutamaan dan tempatkanlah ia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan, Akan Mendapatkan Syafaatku kelak pada hari kiamat.” (HR. Bukhari).

 

  1. Mengingatkan anggota keluarga dalam kebaikan, terutama saudara laki-laki agar sentiasa solat berjamaah dimasjid
    Rasulullah SAW Bersabda: “Dan jikalau mereka mengetahui apa-apa yang ada dalam solat Isyak dan subuh niscaya mereka mendatangi keduanya bahkan mereka akan mencintainya.”

Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan bersama-sama ke masjid di kegelapan dengan cahaya yang sempurna pada hari akhir nanti.” (H.R At-Tirmidzi).

 

  1. Mengingatkan anggota keluarga untuk menunaikan solat sunat terutama solat sunat dhuha dan solat sunat qiamullail
    Sebagaimana kita telah ketahui bersama bahwa solat sunnat dhuha dan solat sunat qiamullail adalah merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Terutama bila kita menunaikannya di saat bulan Ramadan yang penuh limpahan rahmat dan kurnia-Nya,banyak faedah dan keutamaannya.

 

Rasulullah SAW Bersabda: “Barangsiapa yang solat Subuh berjamaah, lalu duduk zikir kepada Allah SWT hingga terbit matahari, kemudian solat dhuha dua rakaat, maka untuknya pahala haji dan umrah,sempurna,sempurna,sempurna.” (HR. At-Tirmidzi).

Barangsiapa yang solat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih Al-Jami`: 634).

Hendaklah kalian mendirikan qiamullail, karena dia adalah amalan orang-orang soleh sebelum kalian, jalan untu1k mendekatkan pada Rabb kalian, penghapus dosa-dosa, pencegah maksiat, dan penolak masuknya penyakit ke badan.” (HR. At- Tirmidzi).

  1. Menyibukkan diri menuntut Ilmu yang bermanfaat
    Salah satu kriteria wanita solehah adalah selalu bersemangat dalam menuntut ilmu, semangat dalam mengamalkan ilmu nya, dan semangat dalam mengajak orang lain agar mengamalkan ilmunya, dengan demikian di bulan Ramadan ini walaupun terhalang dengan tidak puasa, hendaklah dia menyibukkan diri meluangkan waktu untuk bersemangat menuntut ilmu yang manfaat dunia dan akhirat.

Rasulullah SAW Bersabda: “Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut Ilmu, Niscaya Allah SWT menunjukkan jalan menuju Syurga Baginya.” (H.R. Muslim).

Barangsiapa wafat dalam menuntut Ilmu (dengan maksud) untuk mengidupkan Islam, Maka antara dia dan Nabi-Nabi satu derajat di dalam Surga.” (H.R. At-Thabrani)

 

 

Disunting dari: amalkan.com

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *